Kamis, 28 Juli 2011

THE TRIP 3

TRIP

Aku akhirnya berpikir dua kali, dan akhirnya aku tidak mengecup kening Rani. Karena aku berpikir kalau dia terbangun karena kecupan itu dan dia merasa salah paham. Wah bisa gawat deh, karena kita saat ini berbeda keadaanya dengan yang dulu. Status kita saat ini adalah sudah putus. Ku urungkan niatku dan aku mencoba tidur saja. Mungkin lain kesempatan dan lain waktu aku bisa mengecup kening Rani.
                Pagi hari pun datang, Rani masih dalam tidurnya yang lelap. Ku tak tega untuk membangunkannya. Terlebih lagi, dia masih mencengkram tangan kananku. Biarlah, mungkin Rani lebih nyaman dengan keadaan seperti ini. Sarapan datang dan aku tidak memakannya sampai Rani terbangun dan dia merangkulku seperti guling.
                “Reeeeenoo, huuaaaaamh jam berapa sekarang?”
                “Jam setengah 7, ayo bangun sebentar lagi kita sampai”
                “Iaa iaa, aku ke kamar kecil dulu ya….”
                “Iaa cepetan sana”
Setelah itu kami berdua meminum secangkir teh dan memakan roti sebagai sarapan kami yang di sediakan oleh kereta. Tuuuut Tuuuuut, nah akhirnya sampai juga kita di Stasiun Jogja. Perjalanan kali ini terasa aga lama karena kemaren saat di Stasiun Gambir kereta ini telat dan terhenti di tengah jalan karena ada kereta yang keluar jalur.
                Sesampainya di sana kami disambut oleh pihak travel agenku, lalu aku meminta kalau Rani bisa ikut sampai ke hotel. Dan akhirnya Rani di izinkan ikut tapi dia harus membayar tafir seperti naik mobil biasa. Kalau aku karena sudah membayar kepada agen travel jadi tidak perlu membayar lagi.
                Di hari pertama ini kami berdua mempunyai rencana untuk berkeliling Jogja dengan becak dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sini. Dan selama 5 hari ke depan kami juga sudah mempunyai rencana untuk bisa jalan bersama-bersama menghabiskan waktu liburan akhir tahun di Jogja.
                Di hotel, ternyata kamar lain tidak ada yang kosong. Dan hotel-hotel lain pun juga sudah penuh karena ini adalah musim libur. Dengan terpaksa Rani akhirnya satu kamar denganku. Yasudahlah tidak apa, nanti mungkin aku akan tidur di bawah atau gentian ada yang di bawah atau di atas ranjang.
                Beruntungnya kami, ternyata kamar yang kita tempati lumayan cukup luas. Serta tempat tidurnya cukup untuk 2 orang, jadi tidak ada yang akan tidur di bawah atau gantian.
                “Ren, kita kok ga ditanya ya?”
                “Maksud?”
                “Ya, kan kamu kemaren mesen di agen travel buat satu orang”
                “Oh iya, engga tau deh. Ya biarin aja lah”
                “Hmm tapi nanti malem kami jangan macem-macem loh”
                “Hahaha ya engga lah, aku kan masih pengen sekolah ..”
                “Tapi km kan agak-agak cabul nooo .. hahaha”
                “Dih gini-gini juga dulu km sempet sayang kan”
Setelah kami mandi dan membereskan barang-barang kami. Kami berdua pergi keluar untuk mencari makan siang, kebetulan aku tahu tempat makan yang enak dan murah di sekiktar sini jadi aku coba aja datang kesana. Yaampun, kita berdua seperti pasangan yang sedang bulan madu.. Bayangkan, satu hotel bahkan satu kamar. Dan kalau pergi kemana-mana selalu berdua, sungguh liburan kali ini aku ga akan lupakan.
                Rani memang anak yang manja serta ngeselin, berkali-kali aku selalu dikerjai dia. Saat lagi mandi di hotel dia sengaja masuk ke kamar mandi dengan alasan ada yang ketinggalan, eh dia malah bawa kabur handuk dan bajuku diam-diam. Lalu pada saat aku selesai aku keluar kamar mandi dengan menutup kemaluanku hanya dengan tangan. Dia malah ketawa melihat aku seperti itu. Huuh dasar Rani, dan itu bukan hanya sekali. Tetapi berkali-kali aku dikerjai sama ide usilnya.
                Aku hanya bisa bersabar saja menghadapi sikapnya, mungkin ini cara dia untuk bisa menghibur dan mengisi liburan kita. Ya walaupun itu semua aga membuat kesal tapi aku akan berusaha untuk bersabar menghadapi kelakuannya. Segala keperluannya juga terkadang aku yang menyiapkan, karena dia selalu beralesan repotlah atau sibuk lah. Diih ya pokonya gitu dah, dia memang sangat manja.
                Lama lama aku merasa emosi akan sifatnya yang menganggap kalau aku ini adalah pembantu pribadinya, dan juga dia selalu saja menjaili aku pada saat tidur, makan bahkan setelah mandi. Hari ke-3 kali ini kita berencana untuk pergi ke Candi Borobudur. Acara ini sebetulnya adalah acara paket yang ada pada agen travel yang aku gunakan. Berhubung Rani ingin ikut ya akhirnya dia bisa menumpang dengan membayar lebih ke supirnya.
                Perjalanan liburan kami di Jogja ini sangat menyenangkan, walau si Rani memang aga menyebalkan selama kita ada di sini. Pada saat di Candi Borobudur, Rani sempat berkenalan dengan turis yang bersasal dari Jakarta juga. Rani juga langsung menjadi akrab dengannya. Sial, aku malah menjadi galau gini ketika melihat Rani bercanda dan tertawa bersama orang yang baru dikenal itu. Dih, ngapain sih nih Rani ikut-ikut, coba dia ga ikut pasti aku ga bakal ngerasa jadi emosi gini.
Tapi…wait, kenapa aku malah menjadi marah, bukannya aku dan Rani hanya sekedar teman. Tapi kita ini kan … Ah sudahlah lupakan. Huuuuhf
                “hehe asik deh Ren orang baru itu, kita baru kenal tapi dia langsung bisa membaur”
                “Oh, iya iya.. Siapa namanya?”
                “Adipta, lucu ya orangnya.. Hehe gemesin”
                (sial, kenapa gua jadi cemburu buta gini.. aaahrrggghh bete bete bete bete )
                “kenapa ga lu pacarin aja dia Ran?”
                “Engga aah, eh dia abis ini mau ke Jogja loh. Hehehe”
                “Teruuuus, dia mau bareng kita gitu?”
                “hmm engga kok Ren. Kenapa sih km kaya ga suka gitu”
                “Hmm engga kok, biasa aja. Yaudah balik yuk udah sore”
                “Oke oke, tapi entar kita makan dulu yu kalo di Jogja”
                “Sip deh tuan putri !”
Sesampainya di Jogja jam sudah menunjukan pukul 7 malam, kami berdua langsung melesat ke malioboro untuk mencari makan. Wuiiiiih ramai sekali jalan ini pada malam hari, akhirnya kita memutuskan untuk makan di warung lesehan yang dekat hotel saja supaya gampang dan mudah di akses. Ketika kita berdua sedang menunggu makanan yang kami pesan tiba-tiba dari arah belakang ada suara seorang laki-laki menyapa Rani. Dan… aaaaahrr kenapa dia lagi sih, Dipta yang tadi bertemu di Borobudur ternyata bertemu lagi di tempat makan ini. Duh perusuh dah, kenapa sih dia datang. Yang membuat ku kesal dengan dia adalah ketika dia berkata
                “Oh kalian cuman teman toh, yaa berarti si Reno ga bakal cemburu dong kalo gua deket sama Rani.. Hahahaha” Haaah, cowo murahan lu.
                Gila, jadi kambing congek gua di sini. Ehh nyadar dong lu berdua yang punya hajat siapa? Ini lagi Rani malah ngeladenin si Dipta brengsek. Bete mampus gua. Karena saking kesalnya aku buru-buru menghabiskan makanku dan langsung pergi ke hotel. Rani tapi menyuruh ku untuk menunggunya mengobrol dengan Dipta. Halaah, eh Ran inget dong. Lu bisa tidur di hotel ini kan karena gua. Dasar ga tau terima kasih jadi orang.
                Akhirnya setelah aku memaksa akhhirnya Rani ikut pulang bersamaku. Diperjalanan kami ke hotel, Rani terus saja membahas Dipta itu.
                “Ran udah kenapa sih!! Dipta Dipta .. “
                “Kenapa sih Ren, lu cemburu yaaa…”
                “Kaga.. !”
Malam itu aku sangat kesal sekali dengan Rani, memang tidak bisa dipungkiri aku memang masih sayang dengan mahluk Allah yang satu ini. Berkali-kali aku mencoba untuk melupakan masalah ini, semakin dalam aku terjerumus dalam amarah serta emosi ku.

Bersambung .. 
 Sumber: http://www.naastaa.blogspot.com  

0 komentar :

Posting Komentar