Senin, 25 Juli 2011

THE TRIP I

TRIP

                Hubunganku dengan Rani ternyata tidak dapat dipertahankan sampai kami dapat menjalin hubungan sebagai suami istri, dan dapat menjadi yang halal baginya. Tapi walau begitu aku dapat mengerti betul bagaimana alasan serta perasaan Rani saat dia memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan kita. Itu semua memang karena kesalahanku yang terlalu sering membuat dia sakit hati. Membuat hati serta matanya meneteskan air mata hanya karena kelakuanku yang terbilang cukup bejat. Huuuhm, susah memang menjalani itu semua. Dimana semua perbuatan akan mendapat resiko dan kita harus menanggapi itu.
                Saat ini kita hanya berteman , walau begitu aku kadang merasa kita masih merasa ada hubungan yang mengikat. Tapi aku takut hal ini malah membuat Rani semakin sakit hati ketika aku dekat dengan cewe lain. Sulit memang untuk menjalani ini semua, ya tapi mau bagaimana lagi. Aku takut dia malah menjadi cemburu tak bertuan, karena kita saat ini tidak ada hubungan. Tapi kalau kita tetap dekat seperti ini malah nanti dia akan sakit hati lagi.
                Tapi kalau memang ini yang dia inginkan, dan diapilihanyang dia pilih mau gimana lagi. Aku akan mengikuti arus perjalanan hubungan kita seperti air yang mengalir. Semua resiko juga dia yang akan menanggung. Hari-hari berlalu dan aku masih saja menganggap kalau Rani itu pacarku. Memang susah untuk melupakan orang yang sudah sangat kita sayang dan cintai. Dan sekarang malah aku yang merasa sakit hati ketika dia dekat dengan cowo lain. Hadeh, kok malah jadi hukum karma gini.
                Sekarang aku menjadi cemburu buta tak bertuan dengan si Rani, di satu sisi aku memang sayang dengan dia. Akan tetapi aku sekarang tidak ada hubungan yang mengikat denganya. Jadi susah untuk mengapresiasikan amarah serta cemburuku ini kepada siapa. Hal inilah yang membuat aku menjadi berubah sikap, mulai dari kelakuan sehari-hari, gaya berbicara, pola pikiran dll. Semuanya berubah semenjak aku menjadi single.
                Rani pun sempat menanyakan bagaimana kabarku dan sikapku yang berubah. Ya aku jawab saja kalau aku itu lagi kurang fit belakangan ini dan terlalu sibuk sehingga aku menjadi pendiam. Rani memang cewe yang sangat istimewa bagiku, dalam keadaan seperti ini hanya dia yang bisa membuat suasana ku yang tadinya suram dan cemburu buta bisa lupa akan itu semua. Aku dapat tertawa lepas dan melupakan bahwa kita ini sudah putus. Tapi ketika aku mengantarnya pulang sekolah dan aku sampai di gerbang rumahnya, tiba-tiba dia menanyakan kebijakannya tentang putus. Dia memastikan bahwa aku tidak apa-apa setelah putus. Dia sepertinya memang menginginkan hal ini, berkali-kali Rani  berkata    “ kamu ga kenapa-kenapa kan Ren kalau kita gini? Yaa yaa .. “
Dengan berat hati aku mengangguk dan aku mencoba untuk tersenyum dan tegar menatap wajahnya. Setelah itu aku pulang dengan keadaan kacau dan lunglai.
                Sedikit rasa kecewa akan kenapa aku terlalu bodoh membiarkan hal ini terjadi terus menghantuiku. Hanya Sholat yang dapat membuat aku tenang dan akan masalah ini. Mungkin ini memang jalan takdir yang harus kualami karena dulu aku sering membuat Rani sakit hati. Terlepas dari itu semua kini aku dapat menjalin hubungan teman yang baik dengan Rani.
                Aku dan Rani banyak yang mengira kalau kita itu balikan bahkan ada yang bilang kalau kita itu putus bohong-bohongan. Haha biarkanlah orang berkata apa, yang terpenting saat ini aku ingin membuat Rani bahagia dengan status hubungan yang seperti ini. Tapi aku merasa aku bisa menjadi lebih dekat dengan Rani ketika hubunganku seperti ini ketimbang aku pacaran. Tapi ya kita jarang bahkan sudah tidak pernah jalan lagi semenjak kita putus. Biarlah, bukan jalan yang membuat aku dan Rani bisa enjoy dengan status ini, tetapi ketulusan, kepercayaan, dan kasih sayanglah yang membuat itu semua terjalin.
                “Ane, hehehe lagi apa nih ?”
                “Diih kakak ngagetin aja, aku lagi nyiram tanaman nih ka. Kakak baru pulang ya?”
                “Iaa nih, mampir bentar boleh kan.. “
                “Boleh lah, oh iya kk gimana sama Rani? Baik aja kan..”
                “Baik ne, tapi awalnya sih gitu. Aga menyakitkan “
                “Yaah, yaudah pulang dulu sana ka. Bau asem nih kk “
                “Oke oke, nanti lanjutin yaa.. Bye”
Sepulang sekolah aku menyempatkan untuk mampir sebentar ke rumah Ane untuk menyapa dia. Ya aku sebenernya sempat ada rasa suka sih sama Ane. Tapi itu duuuuuluuuuuuu. Hehe dasar ya sifat aku ini memang sangatlah tidak baik. Pantas Rani seperti ini sama aku. Lupakan Ane, saat ini aku akan bersiap untuk les dan aku akan bertemu Septa. Hum jujur setelah kejadian waktu itu aku menjadi merasa tak enak dengan dia. Septa menjadi acuh ketika aku menyapa dia, padahal aku hanya ingin berteman baik dengannya. Mungkin Septa sudah merasa kecewa berat akan sikap aku kepadanya waktu aku memilih Rani sebagai pendamping hidupku. Hari ini aku berencana untuk meminta maaf kepada Septa akan kesalahan yang pernah aku perbuat karena sudah memberi harapan kosong kepadanya.

                Aku sengaja dating lebih awal untuk bisa bertemu dengan Septa dan meminta maaf padanya, yup dia datang lebih awal juga sama sepertiku tetapi dia datang dengan teman-temannya. Aku sempat ingin menggugurkan niat serta rencana untuk meminta maaf secara langsung malam ini. Ketika dia ingin jajan keluar tempat les ini, aku mengikuti dia untuk meminta maaf.
                “Septa, hai .. “
                “Hai, eh lo.. ada apa?”
                “Engga kok, mau jajan ya?”
                “Iya, lu?”

                “Sama, hmmm btw maaf ya Sep buat yang kejadian waktu itu”
                “Oh yang itu, udah lah lupain aja kali. Bikin bête kalo inget masalah itu”
                “Ups, sorry sorry yaudah deh. Sebagai gantinya gimana kalo gua bayarin?”
                “hmm gimana yaaa? .. hehehe yaudah” Septa nyengir sambil meninju kecil
                “Haha dasar, masalah ginian aja langsung jadi kalem. Tadinya jutek minta ampun”
                “Dih yaudah… biarin lagian sih bikin orang kesel aja weee”

Bersambung ...

0 komentar :

Posting Komentar