Minggu, 31 Juli 2011

Putih diatas Titik Hitam 2

Perasaan tak ingin terpisah pun terlihat dari sosok wajahnya yang manja dengan mata berbinar yang selalu saja membuat aku terpana melihatnya. Rani Rani..
            Hari-hari liburan kami kita habiskan bersama sebelum memasuki tahun ajaran baru nanti. Hampir setiap hari kita selalu jalan bersama, seakan kita tak ingin melewatkan masa-masa indah seperti ini. Setiap ada waktu untuk bertemu kita selalu aja jalan berdua, entah makan nonton bahkan Cuma nongkrong di warung kopi. Hadah dasar anak muda. Setelah itu kami pulang dan aku mengantar ke rumah Rani terlebih dahulu. Tetapi saat itu langit sedang tidak bersahabat sama sekali, tiba-tiba saja langit berubah menjadi kelam dan kelabu. Dewa Thor pun sudah memalu petir berkali-kali sehingga membuatku memacu kecepatan motor lebih kencang.
            Akhirnya kami berdua pun sampai ke rumah Rani, bressssss waa hujan sudah tidak bisa dibendung lagi. Deras dan berangin, jadi aku putuskan untuk berteduh dulu di rumah Rani sampai hujannya reda. Ketika aku memasuki garasi mobil rumah Rani, aku tidak melihat mobil ayahnya Rani. Benar saja, ternyata orang tua Rani sedang pergi dan meninggalkan kunci di dekat pot rumah Rani.
            Rumah Rani tidak begitu besar dan tidak juga begitu kecil. Gaya arsitektur rumah tahun 2009 tidak minimalis tetapi terlihat mewah dengan cat berwarna krem dan coklat mudanya. Tampak di depan rumah itu ada sebuah rumah kecil yang biasa digunakan oleh Ayahnya Rani untuk melakukan pekerjaanya. Ayahnya adalah seorang penjahit dan Rani juga selalu cerita betapa sibuk ayahnya melakukan pekerjaanya itu. Ada juga tumpukan kain yang siap untuk dikirim ke toko-toko yang menjual hasil kerja Ayahnya itu.
            Terlepas dari itu, saat ini rumah Rani sekarang sangat sepi. Aku juga jadi merinding melihat kedaan rumahnya yang gelap karena hujan ini. Akhirnya aku duduk dan masuk kedalam rumah Rani. Ruang tamunya sederhana dan aku senang melihat foto-foto keluarga Rani di ruangan tersebut. Rani pun menemani aku duduk dan bicara di ruangan itu.
            Lama kami berbicara untuk memecah keheningan dan derasnya hujan diluar. Udara dingin mulai menerpa kami. Akhirnya Rani menutup pintu rumahnya dan mengajak aku untuk duduk di ruang tengah. Kami berbicara beberapa hal dan sempat bercanda sampai kita guling-gulingan di ruang tengah itu. Kami seakan berasa seperti pengantin baru yang baru saja pindah ke rumah baru. Hahaha aku juga sempat memikirkan hal seperi itu, tetapi aku takut untuk melakukan hal-hal yang aneh karena ini adalah rumahnya Rani.
            “Ren, haus ga?”
            “Hmm iya, emang km mau bikin apa?”
            “Aku bikinin the aja ya, biar anget”
            “Sip deh Ran, hehe aku tunggu”

Tak lama aku menunggu akhirnya Rani pun datang membawa the hangat yang dia buat untuk menemani bercandaan kita. Daaaaan ..
            “Gubraaaak..!!”
            “Awsssh panas Ran!!”
            “Aduh aduh maaf ya Ren, aku ga sengaja kesandung dan numpahin teh ke kamu”
            “Iya ga pp, tapi ini… aduh panas banget. Yah basah semua deh baju aku”
            “Hmm kamu bersihin badan km dulu deh di kamar mandi”
            “Iya iya, aku ke kamar mandi dulu. Mana handuknya?”
            “Nih pake aja punya aku”
Setelah aku membersihkan badanku aku langsung keluar tanpa mengenakan apa-apa dan hanya memakai handuknya Rani karena bajuku basah semua.
            “Ran aku pake baju apa nih?”
            “Hmm Ren tadinya aku mau minjemin baju kakak aku, tapi…”
            “Tapi apa ga ada yang muat atau kegedean semua?”
            “Kan kakak aku ikut pergi, ternyata kakak aku ngunci kamarnya dan aku ga tau dimana kunci cadanganya”
            “Yaah aku pake baju km dong?”
            “Iya udah ga pp, nih muat ga?”
            “Aduh, rada kekecilan sih tapi ga pp deh daripada masuk angin”
Waah kacau deh, aku memakai bajunya si Rani. Ini kalai orang tua Rani tau bisa gawat. Dikira aku abis ngapain sama Rani sampe pake bajunya dia segala. Hujan juga masih belum menunjukan akan reda. Masih deras dan petir bergantian menghantam aliran-aliran negative yang ada dibumi.

0 komentar :

Posting Komentar